Categories
GAYA HIDUP

Benarkah Ibu Hamil Trimester 3 Lebih Bertenaga

Benarkah Ibu Hamil Trimester 3 Lebih Bertenaga

Benarkah Ibu Hamil Trimester 3 Lebih Bertenaga dan perubahan bagi setiap perempuan. Selama sembilan bulan, tubuh ibu mengalami berbagai fase berbeda, baik fisik maupun emosional. Salah satu fase yang menarik adalah trimester ketiga, yang mencakup bulan ke-7 hingga ke-9 kehamilan. Muncul pertanyaan, benarkah ibu hamil pada trimester ketiga lebih bertenaga? Mari kita bahas fakta dan penjelasan medis di balik fenomena ini.

1. Fase Energi pada Trimester Ketiga

Pada dasarnya, energi ibu hamil dapat berubah-ubah selama kehamilan. Pada trimester pertama, banyak wanita merasa kelelahan akibat perubahan hormon dan penyesuaian tubuh terhadap kehamilan. Namun, pada trimester kedua, banyak ibu hamil melaporkan peningkatan energi. Di trimester ketiga, energi seringkali menjadi masalah kompleks karena ada faktor-faktor yang saling bertentangan.

  • Lonjakan Energi: Beberapa ibu hamil melaporkan lonjakan energi pada trimester ketiga, terutama menjelang kelahiran. Ini bisa disebabkan oleh perasaan antusiasme dan kesiapan menyambut bayi.
  • Kelelahan Fisik: Pada saat yang sama, banyak ibu merasa lebih cepat lelah karena janin yang semakin besar memberi tekanan lebih pada tubuh, terutama di punggung, kaki, dan organ dalam.

2. Faktor “Nesting” atau Kesiapan Menyambut Bayi

Fenomena “nesting” atau dorongan untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum bayi lahir sering dialami oleh ibu hamil di trimester ketiga. Dorongan ini bisa membuat ibu merasa lebih aktif, termotivasi, dan penuh energi untuk membersihkan rumah, menyiapkan perlengkapan bayi, atau menyelesaikan berbagai tugas yang tertunda.

  • Kondisi Psikologis: Nesting dianggap sebagai respons alamiah dari tubuh dan pikiran, mempersiapkan diri untuk menyambut bayi. Beberapa ibu merasa ini memberikan mereka dorongan energi tambahan meskipun tubuh sedang lelah.
  • Efek Hormonal: Peningkatan hormon oksitosin dan endorfin menjelang persalinan bisa menjadi salah satu alasan di balik perasaan lebih bertenaga ini.

3. Peningkatan Hormon

Selama trimester ketiga, tubuh ibu hamil menghasilkan lebih banyak hormon tertentu yang membantu tubuh mempersiapkan persalinan. Hormon seperti relaksin membantu melunakkan sendi dan ligamen, sementara oksitosin berperan dalam kontraksi rahim dan menciptakan perasaan kedekatan dengan bayi. Peningkatan hormon-hormon ini dapat mempengaruhi suasana hati dan tingkat energi ibu.

  • Oksitosin: Hormon ini sering kali dikaitkan dengan peningkatan energi emosional dan semangat menjelang persalinan. Ini juga mendorong naluri seorang ibu untuk menjaga dan merawat bayinya.

4. Efek Fisik: Berat Badan dan Kelelahan

Di sisi lain, pada trimester ketiga, ibu hamil mengalami pertambahan berat badan yang signifikan, yang bisa mengakibatkan kelelahan fisik. Janin yang semakin besar memberi tekanan lebih pada tulang belakang, kaki, dan organ dalam seperti paru-paru dan kandung kemih. Hal ini dapat menyebabkan ibu hamil cepat merasa lelah atau sulit tidur dengan nyenyak.

  • Nyeri dan Ketidaknyamanan: Banyak ibu hamil merasakan nyeri di bagian punggung, pembengkakan di kaki, dan masalah tidur yang bisa mengurangi tingkat energi mereka.
  • Kelelahan karena Tidur Terganggu: Insomnia atau sulit tidur karena ukuran perut yang membesar sering menjadi keluhan pada trimester ketiga, yang pada akhirnya bisa menurunkan energi ibu.

5. Kebutuhan Nutrisi yang Meningkat

Pada trimester ketiga, kebutuhan nutrisi ibu meningkat karena janin memerlukan lebih banyak asupan untuk pertumbuhan akhir. Asupan yang kurang tepat bisa menyebabkan kelelahan. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk menjaga pola makan yang seimbang dan bergizi.

  • Makanan yang Menambah Energi: Konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, protein, dan karbohidrat kompleks dapat membantu menjaga tingkat energi ibu tetap stabil. Mengonsumsi makanan ringan sehat secara berkala juga bisa membantu menghindari kelelahan.

Kesimpulan

Meskipun beberapa ibu hamil mungkin merasakan lonjakan energi pada trimester ketiga, terutama karena faktor psikologis seperti “nesting”, secara umum, trimester ketiga seringkali penuh tantangan fisik. Kelelahan akibat berat badan yang bertambah, perubahan hormon, dan kesulitan tidur dapat mempengaruhi energi ibu hamil. Namun, dengan pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, dan persiapan mental yang baik, banyak ibu hamil berhasil menjaga tingkat energi mereka dan merasa siap menyambut kedatangan bayi.

Categories
GAYA HIDUP

Kementerian PPPA tegaskan pelecehan merupakan tindak pidana

Kementerian PPPA tegaskan pelecehan merupakan tindak pidana

Kementerian PPPA tegaskan pelecehan merupakan tindak pidana – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) kembali menegaskan bahwa pelecehan. Dalam segala bentuknya, merupakan tindak pidana yang harus ditindak tegas sesuai hukum. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Dalam konferensi pers yang diadakan untuk menanggapi meningkatnya laporan kasus pelecehan di berbagai wilayah Indonesia.

Menteri Bintang menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir segala bentuk pelecehan, baik yang terjadi di ruang publik maupun privat. “Pelecehan adalah kejahatan serius yang melanggar hak asasi manusia. Tidak ada tempat bagi pelaku pelecehan di masyarakat kita. Dan kami akan memastikan bahwa setiap pelanggaran akan diproses hukum dengan tegas,” ujarnya.

Pernyataan ini muncul di tengah perhatian yang meningkat terhadap masalah pelecehan seksual di Indonesia, terutama setelah beberapa kasus mencuat di media sosial, memicu diskusi luas tentang perlindungan terhadap korban dan perlunya penegakan hukum yang lebih ketat. Kementerian PPPA menegaskan bahwa pelecehan, termasuk pelecehan seksual, bukan hanya pelanggaran moral tetapi juga tindak pidana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).

Komentar PPPA Meningkatkan Kesadaran

Selain menegaskan aspek hukum, Kementerian PPPA juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melawan pelecehan dan mendukung korban. “Kami mendorong masyarakat untuk tidak ragu melaporkan setiap bentuk pelecehan yang mereka alami atau saksikan. Setiap laporan akan ditindaklanjuti, dan kami akan memastikan bahwa korban mendapatkan perlindungan dan dukungan yang mereka butuhkan,” tambah Menteri Bintang.

Kementerian PPPA juga bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor pendidikan, untuk memberikan edukasi tentang pelecehan dan cara pencegahannya. Program-program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan melindungi individu, terutama perempuan dan anak-anak, dari ancaman pelecehan.

Dalam upaya untuk memperkuat perlindungan terhadap korban, Kementerian PPPA juga tengah mengembangkan layanan bantuan terpadu yang menyediakan pendampingan hukum, konseling, dan dukungan psikologis bagi korban pelecehan. Layanan ini diharapkan dapat membantu korban untuk pulih dan melanjutkan hidup mereka tanpa rasa takut atau trauma.

KESIMPULAN

Perlindungan terhadap perempuan dan anak adalah prioritas utama kami. Pelecehan adalah ancaman nyata yang harus kita hadapi bersama. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu melawan pelecehan dan membangun Indonesia yang lebih aman dan beradab,” tutup Menteri Bintang.

Dengan penegasan ini, Kementerian PPPA berharap dapat mengubah persepsi masyarakat bahwa pelecehan adalah masalah serius yang memerlukan penanganan tegas, dan mendorong peningkatan kesadaran serta dukungan bagi para korban.

Categories
GAYA HIDUP

Rara Pawang Hujan Diusir Warga Aceh, Tak Jadi Amankan PON

Rara Pawang Hujan Diusir Warga Aceh, Tak Jadi Amankan PON

Rara Pawang Hujan Diusir Warga Aceh, Tak Jadi Amankan PON — Rara Pawang Hujan, yang sempat menjadi sorotan pada ajang PON di Aceh, dilaporkan diusir oleh sekelompok warga setempat. diundang oleh panitia untuk membantu memastikan cuaca tetap bersahabat selama berlangsungnya acara. Namun, kedatangannya ternyata menuai kontroversi di kalangan masyarakat setempat.

Insiden ini terjadi pada hari Senin (27/08) saat Rara baru tiba di Banda Aceh untuk menjalankan tugasnya. Menurut saksi mata, sejumlah warga yang menolak kehadiran Rara melakukan protes di depan hotel tempat Rara menginap. Mereka menganggap praktik yang dilakukan Rara bertentangan dengan keyakinan dan budaya lokal.

Penolakan Praktik Sesajen

“Kami tidak ingin praktik-praktik seperti ini berlangsung di Aceh. Kami punya cara sendiri untuk berdoa dan memohon agar cuaca bersahabat,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang terlibat dalam aksi tersebut.

Akibat situasi yang memanas, panitia PON terpaksa membatalkan kerjasama dengan Rara demi menjaga situasi tetap kondusif. Rara pun dilaporkan telah meninggalkan Aceh dan kembali ke Jakarta.

Panitia PON Aceh hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Namun, sejumlah pihak menyayangkan tindakan pengusiran tersebut, mengingat Rara sebelumnya berhasil membantu mengamankan cuaca di berbagai acara besar, termasuk MotoGP Mandalika.

KESIMPULAN

Meski demikian, beberapa pengamat cuaca lokal menyatakan bahwa kondisi cuaca di Aceh selama PON diperkirakan akan tetap stabil, meskipun tanpa bantuan Rara. “Kami sudah memantau kondisi atmosfer, dan semuanya dalam kendali,” kata seorang ahli meteorologi setempat.

PON di Aceh akan berlangsung hingga akhir bulan ini, dengan berbagai cabang olahraga diadakan di berbagai lokasi di provinsi tersebut. Panitia berharap acara ini tetap berjalan lancar meskipun sempat terjadi insiden yang tidak diinginkan.

Categories
GAYA HIDUP

Cerita Tenun Setagen di Sukoharjo yang Perlahan Meredup

Cerita Tenun Setagen di Sukoharjo yang Perlahan Meredup

Cerita Tenun Setagen di Sukoharjo yang Perlahan Meredup adalah salah satu bentuk seni tenun tradisional yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah. Kesenian ini memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Namun, seperti banyak kerajinan tradisional lainnya, Tenun Setagen menghadapi tantangan yang mengancam kelestariannya. Artikel ini akan membahas sejarah, proses pembuatan, tantangan yang dihadapi, dan upaya pelestarian dari Tenun Setagen yang perlahan meredup.

Sejarah Tenun Setagen

1. Asal Usul dan Perkembangan

Tenun Setagen merupakan salah satu jenis tenun ikat yang khas dari Sukoharjo, sebuah kabupaten di Jawa Tengah. Teknik tenun ini memiliki akar yang dalam dalam tradisi masyarakat Jawa, dan telah ada sejak abad ke-18. Nama “Setagen” berasal dari kata “setagen” yang berarti “sehelai kain” dalam bahasa Jawa, yang merujuk pada proses pembuatan kain yang rumit dan memerlukan ketelitian.

2. Tradisi dan Budaya

Tenun Setagen tidak hanya merupakan kerajinan tangan, tetapi juga merupakan simbol dari budaya dan identitas lokal. Dalam masyarakat Sukoharjo, tenun ini sering kali digunakan dalam berbagai upacara adat dan perayaan, seperti pernikahan dan upacara keagamaan. Kain tenun ini memiliki motif dan pola yang khas, yang mencerminkan kepercayaan, mitos, dan cerita lokal.

Proses Pembuatan Tenun Setagen

1. Persiapan Bahan

Proses pembuatan Tenun Setagen dimulai dengan pemilihan bahan baku. Serat yang digunakan biasanya adalah kapas atau sutra yang telah diolah dengan teknik pewarnaan alami. Pewarnaan ini menggunakan bahan-bahan alami seperti daun, akar, dan rempah-rempah yang memberikan warna khas pada kain.

2. Proses Penenunan

Setelah bahan siap, proses penenunan dilakukan dengan menggunakan alat tenun tradisional yang dikenal sebagai “alat tenun”. Teknik tenun Setagen melibatkan pengikatan benang-benang pada alat tenun untuk menciptakan pola yang diinginkan. Proses ini memerlukan keterampilan tinggi dan waktu yang lama, karena setiap pola harus ditenun dengan teliti untuk menghasilkan kualitas kain yang baik.

3. Finishing dan Penyelesaian

Setelah kain ditenun, tahap akhir adalah finishing, di mana kain dicuci dan dikeringkan untuk menghilangkan sisa-sisa pewarna dan memberikan sentuhan akhir pada produk. Kain yang telah selesai biasanya dipotong dan dijahit sesuai dengan desain yang diinginkan, seperti sarung, kebaya, atau pakaian adat lainnya.

Tantangan yang Dihadapi

1. Perubahan Zaman dan Gaya Hidup

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Tenun Setagen adalah perubahan zaman dan gaya hidup. Dengan berkembangnya teknologi dan industrialisasi, banyak orang lebih memilih produk tekstil yang lebih praktis dan murah daripada produk tenun tradisional. Hal ini menyebabkan penurunan minat dan permintaan terhadap Tenun Setagen.

2. Kurangnya Penerus

Keterampilan dalam membuat Tenun Setagen adalah keahlian tradisional yang memerlukan pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun. Sayangnya, banyak pengrajin tua yang mewarisi keterampilan ini tidak memiliki banyak penerus muda yang tertarik untuk melanjutkan tradisi. Kurangnya minat dari generasi muda menjadi salah satu penyebab meredupnya seni tenun ini.

3. Persaingan dengan Produk Industri

Produk tenun tradisional juga menghadapi persaingan dari produk tekstil industri yang lebih murah dan efisien dalam hal produksi. Produk massal ini sering kali memiliki harga yang lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh masyarakat, sementara produk tenun tradisional seperti Tenun Setagen sering kali dianggap sebagai barang mewah.

Upaya Pelestarian

1. Program Edukasi dan Pelatihan

Untuk menjaga kelestarian Tenun Setagen, berbagai program edukasi dan pelatihan telah diperkenalkan. Program-program ini bertujuan untuk melatih generasi muda dalam keterampilan tenun, serta memperkenalkan mereka pada nilai-nilai budaya dan sejarah di balik seni tenun tersebut. Kegiatan ini sering kali dilakukan melalui workshop, kursus, dan kolaborasi dengan sekolah-sekolah seni.

2. Promosi dan Pemasaran

Peningkatan promosi dan pemasaran juga merupakan bagian penting dari upaya pelestarian. Melalui pameran, festival, dan promosi di media sosial, Tenun Setagen dapat diperkenalkan kepada khalayak yang lebih luas. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan permintaan terhadap produk tenun tradisional, serta memberikan dukungan ekonomi bagi para pengrajin.

3. Dukungan Pemerintah dan Organisasi

Dukungan dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah juga penting dalam pelestarian Tenun Setagen. Bantuan berupa dana, pelatihan, dan fasilitas produksi dapat membantu pengrajin dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi mereka. Pemerintah juga dapat berperan dalam mengembangkan kebijakan yang mendukung pelestarian seni tradisional.

4. Penelitian dan Dokumentasi

Penelitian dan dokumentasi mengenai teknik, motif, dan sejarah Tenun Setagen juga penting untuk pelestarian. Dengan adanya dokumentasi yang baik, pengetahuan mengenai teknik tenun dan makna budaya di baliknya dapat diwariskan kepada generasi mendatang dan digunakan sebagai referensi untuk pengembangan lebih lanjut.

Kesimpulan

Tenun Setagen di Sukoharjo adalah warisan budaya yang kaya dan berharga, namun kini menghadapi tantangan besar yang mengancam kelestariannya. Dengan adanya berbagai upaya pelestarian seperti edukasi, promosi, dukungan pemerintah, dan dokumentasi, diharapkan seni tenun tradisional ini dapat terus berkembang dan dipertahankan. Penting bagi masyarakat dan pihak berwenang untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan Tenun Setagen sebagai bagian penting dari identitas dan budaya Indonesia.